Sabtu, 31 Agustus 2013

cinta dalam dimensi waktu

“Maaf…..aku takan pernah bisa mencintai kalian,sebab hanya kepada tuhan aku mencinta…”. Lampu padam dan pembacaan puisi itupun usai, standing uplouse menggema dari semua peserta festival seni disebuah kampus yang menjadi tuan rumah itu. Gadis yang tadi mebacakan puisi itu meloncat loncat kegirangan ketika pementasaannnya itu berjalan dengan lancar,satu persatu temannya menyalami memberi selamat atas prestasinya, sementara di pojokan sana berdiri seorang lelaki yang sejak tadi memandangi gadis itu. Lelaki itu sangat mendukungnya untuk berkarya tapi dia paling tidak suka ketika gadis itu berkumpul dengan teman laki lakinya,kecemburuannya teramat besar kepada kekasihnya itu,entah mungkin karena cintanyapun begitu. Gadis itu menghampiri lelaki tadi,mengajaknya bergabung dengan teman temannnya yang lain namun lelaki itu menolak selain karena dia pemalu dia juga canggung untuk berbicara dengan teman teman kekasihnya. gadis itupun kembali berkumpul dengan rekannya kemudian berpamitan karena ia sadar betul kalau kekasinhya itu sudah sanagat lelah dari tempat kerjanya di tambah lagi ia harus menunggui pementasaannya hingga usai jadi ia putuskan untuk pulang lebih awal bersama kekasihnya itu. “Kamu kenapa sih?kok gak asik gitu kan aku jadi gak enak sama teman teman tadi”,gadis itu memulai perbincangan ketika mereka sudah berada di atas motor untuk pulang ke kontrakannya. “Kamu gak nyadar yah apa yang kamu lakuin tadi?” “Memanngnya aku nagapain,kan aku Cuma ngobrol dengan mereka.” “Pokoknya aku gak suka kalau kamu terlalu dekat dengan teman laki lakimu itu.” “Tapi mereka semua kan Cuma teman teman aku,kok cemburuan kamu berlebihan banget sih!!”.lelaki itu tak menajwab lagi malahan ia hanya menambah kecepatan motornya dan kekasihnya itu pun semakin mempererat pelukannya. Sore hari di kampus biru, gedung tua itu tak begitu memancarkan kegairahan untuk dijadikan sebagai tempat perkuliahan. Seorang gadis terlihat dilantai tiga gedung kampus itu,tiba tiba ia berteriak sekencang kencangnnya lalu diam dan menarik nafas, sesaat kemudian ia kembali berteriak namun sekarang dengan meneriakkan huruf huruf vocal. “ Aaaaaa….Iiiiiiii….Uuuuuu….Eeeee……Oooooo…….”. lalu gadis tadi berlari mengelilingi lantai tiga itu yang memang tempat itu adalah tempat pusat kegiatan mahasiswa di kampusnya. Setiap sore ditempat itu ia dan teman teman teaternya melaksanakan kegiatan olah tubuh dan olah vocal sebelum ke panggung untuk memainkan perannya masing masing. Hingga malam larut baru aktivitas itu selesai,saat semua pemain mulai lelah dan pulang ketempat masing masing namun gadis itu malah membelok arah, dia tidak langsung pulang kekontarakanya tapi ia mampir dulu di sekretariat salah satu organisasinya yang lain. Selain aktif di bidang kesenian Vina juga adalah salah satu anggota pergerakan mahasiswa islam dan juga tergabung dalam salah satu ikatan penulis, di kampusnya Ia terkenal sebagai gadis yang ramah dan jarang bisa berdiam lama pada satu tempat,gerak geriknya seperti ninja saja. Gadis itu juga penggemar robotic dan dia sendiri mengambil jurusan tehnik komputer di kampusnya dan karena Begitu banyaknya aktivtas itulah sehingga menyita banyak waktu gadis itu, jangankan mengurusi kekasihnya, persoalan kesehatannyapun sering kali terabaikan maka tak heran jika ia menjadi langganan rumah sakit. Hingga kekasihnya pun mengeluh dan pertengkaranpun tak bisa terelakkan. “kamu sudah tidak punya waktu untuk aku, kamu selalu saja sibuk dengan oraganisasi organisasimu,selalu padat aktivitas. Kamu gak mikir yah kalau kamu sakit, kamu selalu menyusahkan orang orang terdekatmu, bukan cuma keluargamu tapi aku juga, kenapa kau tak pernah mau menyadarinya”. “memangnya aku itu harus bagaimana?kalau pulang kampus langsung ke kos saja gak boleh ke mana mana lagi, kerjaanku Cuma kampus – kos kampus – kos,menunggui kau balik dari tempat kerjamu setelah itu aku mijitin kamu,nyiapin makan kamu, dan setelah itu kamu pergi kerja lagi dan ninggalin aku?memangnya aku mau jadi apa dengan semua itu, batu???. Kamu pikir enak dikurung dalam kos tanpa hiburan dan aktivitas sama sekali….?ini tidak adil Andy!!!.”gadis itu memang tak pernah bisa diataur atur dengan sistem yang membuatnya terkungkung seperti itu. “kamu gak nyadar Vin,aku ini…”,belum selesai Andy berbicara, gadis itu langsung memontonggaya “Apa…..???kamu itu tunanganku?,aku tau itu Ndy, tapi gak sampai over protectif gini dong!”. Lalu Andy menjadi semakin geram “Errrrrgggggghhhh…. Kamu!!!”.tangannya terangkat ingin menampar kekasihnya “Apa!!! Kau mau mukul?pukul aja,ini… ini…-menyipkan pipinya untuk ditampar-pukul ndy,pukul….”. tapi Andy mengurungkan niatnya itu,sebenarnya dalam hatinya ia tak berani menyakiti kekasih yang sangat ia sayangi itu. Tapi…Plaaaakkkkk!!!! Satu tamparan mengenai wajah Andy. “Aku kan tadi sudah menyuruhmu untuk menamparku tapi kau tak mau maka aku yang menggantikanmu.” Kejadian malam itu ternyata diketahui oleh kakaknya, dan karena memang ia tak begitu direstui untuk terlalu aktif dalam kegiatan selain pertimbangan awalnya yaitu dia mudah sakit kalau terlalu capek dan harus banyak uang yang dikeluarkan untuk biaya rumah sakitnya. Hari itu adalah hari minggu,kakaknya datang seperti biasanya. Ia sengaja tidak mentransfer uang jajan dan kuliah adiknya itu karena dengan begitu ia bisa memberinya secara langsung sekaligus mengontrol kegiatan adik tersayangnya itu, yah itung itung bisa sekalian nongkrong bareng lagi dengan teman2 kampusnya dulu. “Dengar dengar kamu tengkar lagi yah sama tunanganmu itu?”. “emm…kakak dengar dari mana kabar burung itu?”.jawab vina dengan grogi “ hehh(kakaknya tersenyum kecut),jangan berusaha sembunyi di balik plastik putih dek,kamu kenapa sih doyan amat nyiksain kekasih kamu itu? Dek ,cinta itu tak harus saling menyakiti karena hakikatnya tak ada sakit dalam cinta maka, siapapun yang menyakiti pasangannya berarti dia bukalah seorang kekasih tetapi dia adalah orang jahat yang kebetulan menjadi kekasihnya”. “hemm…mulai deh ceramahnya. Kak, aku tuh capek kalau dia itu ngikat aku terus seolah2 aku ini Cuma tawanan yang gak boleh inilah gak boleh itulah,sampai2 semua teman kampus jadi minder temanan sama aku. Tiap ada kegiatan pasti di buntutin,gak boleh dekat sama cowok,meskipun hanya sebatas teman,gak boleh terlalu banyak aktivitas, aku kan benda hidup kak bukannya batu yang Cuma bisa diam di kos doang”. Semangat vina meletus letus seolah tengah berorasi. “kakak sepakat aja sama dia”. Tegas kakaknya “tapi kak, ini ga fair. Gak boleh gitu dong”.protes vina “ kakak tanya dulu kamu itu sebenarnya mau kuliah atau Cuma mau nyiksa diri. Eh kakak bela belain kamu kuliah supaya bisa jadi orang bener,bukan malah jadi slengean gitu. Kalau emang kamu ngotot gak mau di atur yah udah kamu berhenti kuliah saja baiar aku nikahkan kamu sama tunanganmu itu”. “kakak apaan sih….” “ehh…kamu itu gadis desa,masih terikat dengan adat istiadat,kamu sudah terikat pada suatu komitmen jadi wajar kalau tungananmu terlalu cemburu dan ngelarang kamu banyak tingkah,kamu juga sudah lupa yah sama penyakit kamu itu,eh ingat yah jiwa yang pernaha kakak pinjamin sama kamu,kakak gak mau kalau kamu membuatnya tak berarti dengan kegiatanmu itu yang kemudian membuatmu sakit lagi,biaya rumah sakit mahal”kata kata kakaknya itu sudah mulai panas “kakak balik dulu, pergunakan uangmu sebisa mungkin sampai seminggu karena kakak datang lagi seminggu kemudian”.kakaknya pun menyerahkan selembar uang Rp. 50.000 untuk adiknya itu. “whattttt….(mata Vina membelalak)gila apa kakak,seminggu Cuma dikasi uang Rp. 50.000,eh kalau kakak mau bunuh aku sekalian racunin aku saja deh.ini sih namanya bunuh diri”. “yah memeang segitu saja yang ibu kasi ke aku. Yah sudah kalau tidak mau saya ambil lagi!”.pancing kakaknya “jadi makan buah simalakama saja nih.sudah buruan pergi sana sebelum aku malah tambah sakit hati”.gerutu vina sambbil mendorong kakaknya keluar dari kamar kos itu. Kakaknya pun tertawa puas telah mengerjai adiknya separah itu. Kembali pada kepadatan aktivitas kampus, seperti biasa setelah semua jam kuliah usai Vina kembali menyibukkan diri dengan segudang aktifitasnya. Kali ini ia tidak mengikuti kegiatan olah tubuh berhubung karena memang seniornya tak ada yang datang maka ia lebih memilih untuk bergabung dengan teman organisasinya yang lain. Vina itu orangnya tak pernah bisa diam tanpa melakukan aktivitas apapun. Sore itu di pelantaran kampus terlihat sekelompok mahasisiwa tengah memeperbincangkan sesuatu, entah apa dan di tengah tengah mahasiswa itu terlihat Vina sedang sibuk menerangkan sesuatu yang seprtinya sangat serius hingga senja tenggelam barulah mereka ke parkiran mengambil kendaraan masing masing untuk bergegas pergi ke sebuah tempat yang telah disepakati dari perbincangan tadi,terlihat diantara kelompok itu Vina tengah berboncengan dengan seniornya yang juga ketua dari organisasinya itu. Situasi lalu lintas begitu macet,bukan karena kebiasanya kota kota besar tapi memang karena sudah beberapa hari ini aksi demo para mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM menjadi semakin anarki bahkan mereka beraksi hingga malam, pertempuran antara warga,mahasiswa dan polisipun tak terelakkan. Inilah yang menyebabkan kerugian waktu dan finasial terjadi di mana mana,bukan Cuma argo taksi yang membengkak yang membuat penumpangnya kebakaran jenggot dan takut melihat nominalnya tetapi juga pada toko toko yang jadi korban bulan bulannan mahasiswa kalau kalau aksinya tidak dipeduli oleh aparat kepolisian yang katanya pelayan masyarakat itu. Vina tidak bisa kembali di kontrakannya malam itu kerana salah satu akses jalan menuju kontrakannya itu telah ditutup akibat pemblokadean jalan yang dilakukan para mahasiswa dan polisi itu sehingga ia lebih memilih untuk ikut bersama seniornya yang membocengnya tadi itu. Sekretariat itu sepertinya tak layak dikatakan sebagai sebuah sekretariat tetapi lebih cocok dikatakan sebagai markas rahasia dari sebuah perkumpulan rahasia bagaimana tidak bukan hanya tempatnya yang terpencil dan tersembunyi di balik semak semak belukar yang tingginya hampir menyamai tinggi bangunan itu sendiri tapi bangunnypun begitu tak terwat sehingga lumut dan jamur tumbuh dan beranak cucu sesuka hati jangankan peduli pada pemilik rumah, para hama itu juga tidak memperdulikan program pemerintah supaya punya 2 anak saja sudah cukup, hehehe… “huuhhh…akhirnya sampai juga yah kak,aduh punggungku mulai pegal nih!”. Keluh Vina sesaat setelah ia memasuki sekretariat itu. “kamu kayak nenek nenek saja, baru juga terjebak macet begitu. Eh kalau lapar masak sendiri yah, di dapur lengkap kok Cuma jangan cari ikan yah disini ikan pada takut datang ke sini, katanya takut membusuk karena tidak ada yang tau masak kan anggota cewek yang aktif Cuma kamu doang, nah kamu tidur di kamar 1 saja yah!”. Rio membukakan kamar yang memang khusus untuk tamu itu. “emmm….memangnya aku harus nginap kak?”. Tanya Vina agak kebingungan. “kamu berani balik jam segini sendirian,lagian di luar juga masih aksi kali…,terserah kamu saja soalnya aku mau istirahat dulu.”jawab Rio yang hanya langsung masuk ke kamarnya dan menghempaskan tubuhnya tanpa beban, tanpa banyak pikir lagi Vina pun juga masuk ke kamar yang telah di tunjukkan Rio tadi dan tidur,melepaskan segala kepenatannya seharian ini. Pagi itu begitu cerah tapi tak disertai kicauan burung karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WITA, cepat cepat Vina berrgegas membenahi diri dan tanpa berpamitan terlebih dahulu pada seniornya itu ia malah ngebut berlari ke luar rumah meneriaki tukang bentor untuk segera kembali ke kontrakannya selain itu ada kulihnya siang ini. Sementara di kontrakan Vina telah berdiri seorang lelaki bertubuh sedang dengan kulit putih bersihnya yang sejak berjam jam yang lalu menunggu di depan pintu kos itu, baru saja Vina melankahkan kakinya masuk ke halamannya itu tiba tiba ia seperti terkena serangan jantung mendadak. Matanya terbelalak kaget serta menutup mulutnya, ‘matilah kau hari ini Vin..’ gumamnya ketika mengetahui tunangannya ternya telah menugguinya sejak semalam di kosnya itu. Belum juga ia masuk di kamar kosnya Vina langsung di hadang oleh tunangannya itu. “keluyuran di mana kamu semlam?”. Tanyanya dengan tatapan yang tajam. “emm.. enak saja bilangin aku keluyuran aku tuh kena macet, kamu tau sendiri kan aksi demo semalam membuat jalanan macet banget kamu sendiri juga gak jemputin aku..”jawab Vina seolah membela diri “aku kerja dan kamu tak pernah mengerti aku.huuuuu…(menghela nafas panjang),sudahlah biarkan ini menjadi koleksi lukaku yang berikutnya”. Setelah mengatakan itu barulah Andy melepaskan tanganyya dari kunsen pintu seolah palang portal yang tak mengizinkan Vina masuk, tapi belum juga tangan itu sampai kebawah Vina segera menangkapnya dan menghadiakan sebuah kecupan hangat dipunggung tangan yang putih itu. Vina memeluk kekasihnya dengan erat serasa dirinya begitu bersalah dan berharap semoga pelukan itu paling tidak bisa meluluhkan hati tunangannya itu. Malam itu Andy nginap di kosannya Vina, hal seperti ini sudah lumrah di kota kota besar yang terkenal dengan istilah semenleven. Malam itu hujan,susana menciptakan kesan yang romantis. Dua mug warnah putih dan biru bertuliskan salah satu nama mini market, yah sebuah soufenir yang bisa didapatkan dengan nominal belanja tertentu dan kebetulan mini market tersebut adalah tempat Andy bekerja. Kopi hangat dengan rasa chocochino menjadi favorit Vina sedangkan moca tertuang di mug tunangannya itu,meski berbeda tapi tak mempengaruhi estetika malam itu. Dinginnya malam menjadi tak terasa dengan adanya kemesraan, rasa sakit hati Andy melebur seketika setiap berada dalam dekapan orang terkasihnya itu entah mengapa rasa sesakit apapun tak ia rasakan lagi saat berada didekat Vina hingga malam selimuti mereka dalam buain cinta. Malam menujukkan pukul 03.00 dini hari,Andy terbangun dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya mimpi aneh yang dia alami membuatnya merasa ketakutan tanpa mengucap kata apapun ia langsung mendekap Vina kekasihnya yang tengah tertidur lelap itu,dekapannya kian erat seperti orang yang habis melihat hantu gentayangan hingga pelukannya itu membangunkan Vina karena sangking eratnya. Vina memicingkan matanya,ia masih dikuasai rasa ngantuk tapi di kejutkan dengan eratnya dekapan Andy tadi, Vina melihat tungannya itu gemetar didahinya terlihat butir2 keringat mengalir turun ke sekujur tubuhnya, perlahan ia menghapus keringat itu dan memberinya obat penawar,kecupan. Aroma tak sedap menghambur di angkasa,kabut hitam pekat mengintari area sekitaran jalan raya dekat sebuah kampus beralmamater hijau yang juga kebetulan berada dekat dengan kontrakan Vina. Pagi itu kesibukan telah di mulai tentunya dengan hambatan macet dimana mana, Vina baru saja selesai merapikan perlengkapan kuliahnya karena hari ini dia ada kuliah jam 10.00 pagi setelah semuanya masuk kedalam tas ranselnya ia kemudian bergegas pergi takut kena damprat lagi dari dosen killer yang meski terlambat sedetik saja harus keluar dari ruangan dan tak boleh mengikuti mata kuliahnya seharian. Vina terburu buru tanpa sempat memberi tahu tungannya yang masih tertidur lelap, mungkin kejadian semalam membuatnya baru bisa tidur sesaat sebelum adzan subuh berkumandang. Seperti perkiraan Vina sebelumnnya kemacetan begitu membuatnya naik darah, 10 menit lagi dosennya sudah masuk dan tak ada alasan yang membenarkan kalau macet menghalanginya untuk datang cepat karena pasti dosennya akan berkata ”siapa suruh tidak bangun cepat kan kamu bisa menghindari macet,lebih baik menunggu lebih awal daripada harus terlambat dan merugi finansial dan materi dari dosen,cobalah tiru orang barat mereka sukses karena mereka menghargai waktu terlambat sedetik perjanjian batal dan bla..bla bla dan bla...” sampai darahnya mencapai 180 derajat selsius pun mobil angkotan kota yang ia tumpangi masih saja merayapperlahan padahal tinggal 500 meter lagi dari kampus dan akhirnya...” Bang saya turun disini saja!!!,bisa di tendang dosen saya ini kalau terlambat. Ini uangnya bang.” Setelah membayar ongkos angkot tadi Vina langsung mengencangkan sabuk pengaman dan berlari sekencang kencangnnya hingga nafasnya yang terengah membuat butiran embun pada pintu ruang kuliahnya yang terbuat dari kaca.“ahhhh......sial!!!!”. takkk!!!!satu tamparan mendarat di dahi Vina dari tanggannya sendiri setelah melihat dosennya telah menyiapkan proyektor untuk memulai materi perkuliahan. Sudah berjuang sekuat itu tapi akhirnya terlambat juga hinnga akhirnya ia menyeret langkah kebelakang dan memulai LKBB alias Latihan Kedisiplinan Baris Berbaris untuk membalikkan badan menuju kantin kampus. Beberapa saat kemudian Vina telah menikmati segelas extrajoss susu,ini mminuman favoritnya kalau di kampus berhubung harganya murah(dapat dibeli hanya dengan Rp. 3000 saja) dan juga minuman itu bisa menambah staminanya, paling tidak tambahan susu dalam minuman itu bisa mendisiplinkan perutnya untuk tidak merengek seharian minta nasi karena tahu sendiri uang sakunya sangatlah ekstra cekak. Malam. Situasi jalanan masih belum bisa terkendali sampai akhirnya jalanan benar benar macet total. Andy baru saja pulang dari tempat kerjanya, jalanan semacet apapun bisa ia lalui berkat kelincahan Black Jack motor kesayangannya itu. Setiba di kos Vina ia tak mendapati kekasihnya itu padahal kuliahnya Cuma sampai sore lalu Andy memutuskan mencarinya dikampus, tiga jam ia mengelilingi kampus batang hidung Vina belum terlihat juga sementara hpnya ketinggalan di kos tadi. Andy mulai kebingungan harus mencarinya kemana lagi, ia tak tahu dimana saja sekretariat kekasihnya itu ia hanya tau markas organisasi pergerakan islamnya itu dan Andypun bergegas kesana berharap ia menemukan kekasih hatinya disana. Nihil, tak satu orangpun yang ia temukan ditemapat itu,kerasahanpun menyergap relung hati Andy,seribu kakhawtiran menghujam benaknya. Dimana ia sekarang, baik2 kah keadaannya atau mungkinkah ia terjebak aksi demo dan menjadi korban bulan bulanan warga,atau..atau...tak kuasa menahan segala fikiran buruk itu Andy memutuskan untuk turun ke jalan berbaur dengan para demonstran apapun resikonya asalakan ia dapt menemukan kekasih yang sangat ia cintai itu,untuknya seluruh hidup pun ia korbankan. Adny tak sengaja menyenggol salah seorang demonstran hingga terjatuh, bergegas ia mengulurkan tangan untuk membantu orang itu berdiri sejenak mereka terdiam dan ketika orang itu membuka kaca helmnya Andy terkejut ia ingin mengatakan sesuatu tapi rasanya berat sampai rasa khawartinya kepada Vina memberinya kekuatan “emm....ma...mana Vina?”tanaynya gugup “Vina????.” Jawab lelaki yang terjatuh tadi “ia. Kamu kan senior dan ketua di organisasinya,apa Vina bergabung dengan kalian turun ikut beraksi dijalan seperti ini?”. Nada bicara Andy sedikit meninggi “eh kamu kan tungannya seharusnya kamu tau dong kemana cewekmu itu pergi!”. Lelaki itu mulai tersinggung dengan ucapan Andy tadi karena ia tahu betul fisik Vina tidak cocok turun ke jalan meski sebenarnya Vina memiliki semangat juang yang militan. “ memang Vina tungan aku memangnya kenapa?kamu sengaja yah mengatakaiku seprti itu,hah?”. Andy mulai naik pitam. “sial,kamu yang nanya kamu yang naik darah. Gak usah ngajakin berantem deh!”. Pria itu pergi begitu saja membuat Andy malah tambah emosi. “mau ke mana kamu...??”.baru saja andy menarik baju lelaki tadi terdengar suara minta tolong dari kejauhan sana, mereka berdua malah bergegas kesana mengurungkan niatnya untuk melampiaskan amarah. Dan setiba di tempat itu orang orang telah berkerumun,seorang lelaki tengah memangku gadis dengan lumuran darah dikepalanya,saat Andy melihat apa yang ada di depan matanya itu tangisnya lansung tumpah ia jatuh ke tanah dan menangis sejadi jadinya. Ia telah mendapati kekasihnya dengan tubuh dingin kaku dan darah di sekujur tubuhnya..... Apa yang menjadi firasat dari mimpi buruknya semalam menjadi sebuah kenyataan yang menikam jantungnya. Ternyata malam kemarin saat ia bersama di kos Vina menjadi malam terakhir ia merasakan dekapannya kekasihnya,menjadi malam terakhir menikmati kopi brsamanya dan malam terakhir juga mendapat kecupan dari orang yang teramat ia cintai itu. Sebuah kematian bukanlah hal yang dapat ditunda sedetikpun dan adai saja ia tahu ini akan terjadi akan ia peluk dan mencium Vina setiap saatnya, tak akan pergi sedetikpun darinya dan tak akan mengungkungnya tapi suatu kematian sudah menjadi rahasisa tuhan dan akan tetap menjadi rahasia hingga waktunya tiba... #TAMAT#

1 komentar:

J A M K U

B I O S Slideshow: Aisyah’s trip from Makassar, Sulawesi, Indonesia to 2 cities New York City and Swiss was created by TripAdvisor. See another Amerika Serikat slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.